
KAIMANA, VK – Empat kelompok yang tergabung dalam petani bawang merah di Kabupaten Kaimana, akhirnya boleh bernafas lega, karena belum lama ini, mereka sudah berhasil memanen bawang merah mereka seluas 1 hektar, yang berada di lokasi kilo nol. Panen ini juga memberikan sedikit kejelasan bahwa, Kaimana juga bisa memproduksi bawang merah, walaupun belum mampu untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, seluruh masyarakat Kabupaten Kaimana.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kaimana, Alex Furai memberikan apresiasi yang tinggi untuk petani bawang merah yang sudah berhasil panen. Dirinya yang juga terlibat pada saat panen, ketika diundang petani bawang, merasa optimis bahwa, produksi bawang merah Kaimana ini bisa meningkat dari waktu ke waktu, jika banyak kelompok yang mau bergelut pada komoditi ini.
“Pertama-tama, kami sangat senang karena binaan kita ini sudah berhasil panen. Kami angkat jempol untuk mereka, karena ini membuktikan bahwa kita di Kaimana juga bisa produksi bawang merah sendiri. Kemarin panen itu kurang lebih satu hektar, dan semua yang terlibat saat panen sangat senang, karena atas keberhasilan ini,” ungkap pria yang kerap disapa dengan Alex ini, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (22/1/2025).
Dirinya menjelaskan bahwa, sampai saat ini ada delapan kelompok petani bawang merah yang terdata, namun hanya 5 kelompok yang aktif. “Untuk tahun kemarin yang baru kita panen hasilnya ini, dari empat kelompok. Menurut saya, hasil panen kemarin, kualitasnya baik, karena mereka juga menerapkan teknologi yang digunakan oleh petani bawang lainnya, yang ada wilayah lain di Indonesia ini. Dari pengairan dan sebagainya, mereka terapkan itu, sehingga saya bisa katakana bahwa, kualitasnya cukup baik,” ujarnya.

Terkait dengan produksi bawang merah di Kabupaten Kaimana, lanjut Furai, produksi bawang mereka Kaimana baru mampu memenuhi 15 sampai 20 persen kebutuhan akan bawang merah oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Kaimana. “Kalau menurut kami, karena panen ini katakanlah percobaan, tetapi mereka sudah berhasil. Memang, beberapa kali kita cek itu, untuk semangatnya mereka semangat. Hanya terkadang, kekhawatiran mereka muncul. Mereka takut jika sewaktu-waktu harga bawang merah anjlok, dan harga bawang merah yang didatangkan dari luar Kaimana lebih murah. Tetapi kami sudah memberikan mereka pemahaman bahwa, sudah menjadi tanggung jawab kami, untuk nanti memikirkan hal itu. Sehingga mereka tidak patah semangat dan terus bergelut sebagai petani barang merah,” ungkapnya.
Alex juga berharap agar dengan adanya panen bawang merah 1 hektar ini, bisa memberikan motivasi untuk kelompok lain untuk menjadi petani bawang merah. “Kami sangat berharap, suatu saat nanti produksi kita bisa meningkat dan kita bisa penuhi kebutuhan seluruh masyarakat Kaimana akan bawang merah. Kita tidak perlu lagi pasok dari luar, sehingga pemberdayaan jalan. Tentunya dengan semakin banyak kelompok yang bergelut di bawang merah ini. Kami juga berharap, agar kelompok petani bawang merah yang sudah ada ini, tetap semangat dan optimis,” pungkasnya. (edo)