
KAIMANA, VK – Kementerian Sosial Republik Indonesia, tahun 2025 ini mengalokasikan sejumlah anggaran bantuan rumah layak huni bagi masyarakat diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya Kabupaten Kaimana. Bantuan rumah layak huni ini dikhususkan bagi masyarakat yang kurang mampu, yang memilki hunian yang belum layak.
Hal ini dijelaskan oleh PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kaimana, Markus Tanggarofa, ketika dikonfirmasi di gedung DPRK Kaimana, Jumat (10/4).
“Program ini merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia, dan diberikan dalam bentuk hibah. Kuota sementara diangka 100 unit rumah, tetapi masih bisa berubah dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan kondisi daerah,” ungkap Tanggarofa.
Ketika disinggung soal mekanisme pegerjaan bantuan rumah layak huni ini, Tanggarofa menjelaskan bahwa, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan rumah-rumah warga yang akan menjadi sasaran bedah rumah dari kementerian ini.
“Dalam waktu satu dua hari kedepan, tim kami akan turun kelapangan, untuk melakukan pendataan. Pendataan ini akan dimulai dari Tanggaromi hingga Anda Air. Sementara, untuk rumah belum layak dikampung-kampung, nanti juga akan didata. Artinya, karena ini adalah bantuan dari pemerintah, sehingga minimal seluruh distrik di Kaimana ini masuk menjadi sasaran bedah rumah nanti,” ujarnya.
Sementara terkait kuota yang akan didapatkan Kabupaten Kaimana, lanjut Tanggarofa, dari kuota sementara yang disiapkan oleh kementerian yaitu sebanyak 100 unit, masih bisa mengalami perubahan.

“Kalau untuk kuota, memang awalnya mereka sampaikan baha kuota hanya 100 unit. Tetapi, setelah kami kroscek, untuk kuota ini tidak dibatasi. Untuk itu, kemungkinan besar total kuota yang disiapkan ini masih bisa berubah, sesuai dengan data yang akan kami bawa ke kementerian. Jadi kemungkinan untuk Kabupate Kaimana masih bisa bertambah sekitar 200 sampai 300 unit rumah,” jelasnya.
Selain itu, terkait dengan mekanisme pengerjaan bedah rumah, menurut Tanggarofa, mulai dari biaya tukang dan material akan disiapkan tim bedah rumah. “Agar tujuan utama dari program ini tercapai, maka kami tidak akan membebani warga penerima bantuan. Mereka hanya tahu nanti mendapatkan kunci rumah. Belajar dari pengalaman yang sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, kita memberikan kepada penerima untuk mengerjakan sendiri. Tetapi yang terjadi bahwa, rumah yang mereka kerjakan itu tidak selesai-selesai, bahkan anggarannya digunakan untuk kepentingan lainnya. Makanya kali ini kita akan me-manage sendiri sehingga rumah bantuan ini bisa selesai tepat waktu dan tepat sasaran,” pungkasnya. (edo)