KAIMANA,VK – Salah satu bentuk kepedulian TNI AD terhadap pendidikan untuk genreasi bangsa, terus diperlihatkan oleh prajurit TNI. Salah satu kegiatan yang juga menjadi program prioritas Yonif 764/Iamba Baua Kaimana adalah rumah buta aksara. Rumah buta aksara ini diharapkan mampu untuk memotivasi generasi muda Kaimana yang memiliki waktu luang.
Batalyon Infanteri 764/IB sebagai bagian dari kesatuan TNI AD Republik Indonesia, telah berperan aktif dalam berbagai kegiatan buta aksara di daerah-daerah 6yang mereka layani. Dengan semangat pengabdian yang tinggi, para prajurit Batalyon Infanteri 764/IB telah menjadi garda terdepan dalam memperluas akses pendidikan dasar dan meningkatkan literasi di masyarakat.
Melalui program-program komunitas yang berkelanjutan, Batalyon Infanteri 764/IB telah memberikan dukungan langsung dalam pendirian sekolah-sekolah rakyat, pengiriman guru-guru sukarelawan dan penyediaan bahan-bahan ajar yang dibutuhkan. Kegiata penuluhan dan pelatihan bagi orang dewasa juga diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis.
Saat kunjungan langsungnya di rumah buta aksara Yonif 764/IB, Jumat (22/3/2024), Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Yonif 764/Iamba Baua, Ny. Anton Timotius Milala, melalui Pasie Intel Yonif 764/IB, mengatakan bahwa, motivasi bagi generasi muda Kaimana ini harus terus dibangun dan dipupuk, sehingga akan berdampak pada semakin giatnya anak-anak yang ada di rumah buta aksara untuk terus belajar.
“Ditengah perjalanan menuju masyarakat yang terdidik dan berpengetahuan luas, upaya pengentasan buta aksara, memainkan peran krusial sebagai fondasi yang kokoh. Dengan tekad yang teguh, berbagai lembaga, organisasi dan individu berkumpul dalam gerakan progresif yang berfokus pada memberikan akses pendidkkan kepada mereka yang sebelumbya terpinggirkan,” ungkapnya

Menurutnya, dengan terobosan teknologi dan strategi inovatif, kegiatan pengentasan buta aksara telah mengubah pandangan pendidikabn dibanyak Negara. Program-program tersebut tidak hanya menawarkan akese ke pembelajaran dasar, tetapi juga memberikan kesempatan untuk pengembangan keterampilan berkelanjutan.
“Para peserta dalam kegiatan ini tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga diberdayakan untuk mengenali dan memanfaatkan pengetahuan mereka secara produktif dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ini bukan hanya tentang mengatasi ketidakmampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk menjadi agen perubahan dikomunitas mereka,” ujarnya.
Ny. Anton Timotius Milala juga mengatakan bahwa, dengan menekankan pentingnya pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, kegiatan pengentasan buta aksara ini tdak hanya menciptakan peluang yang setara bagi semua individu, tetapi mengubah paradigm sosial tentangn pentingnya pengetahuan. (edo)