Menyusuri Jejak Wisata Kota Seribu Satu Senja

KAIMANA,VK – Mewarnai perayaan Hari Pers Nasional (HPN) ke 78 tahun 2024, PWI Kabupaten Kaimana menggelar tour wisata, di Sembilan spot wisata yang ada di Kabupaten Kaimana, Sabtu (24/2/2024).

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja (liputan wisata) yang dihasilkan dalam Konferja Kaimana pertama PWI Kaimana, di Januari 2023 yang lalu. Liputan Spot wisata yang dikemas dalam kegiatan Tour Wisata ini, juga merupakan salah satu bentuk dukungan PWI Kabupaten Kaimana kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana dengan program unggulannya yaitu; pengembangan pariwisata di Kabupaten Kaimana.

Rombongan bertolak dari kampung Seram, yang merupakan salah satu tempat alternatif keberangkatan ke luar kota Kaimana, tepat pukul 07:30 WIT.  Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, dengan speed boad berkapasitas mesin 120 PK, tim akhirnya menyinggahi spot pertama yaitu Hiu Paus.

Setibanya di spot pertama ini, tim dijemput Shinta dan Mince yang adalah nama dua ekor Hiu Paus yang ada didekat salah satu bagan milik nelayan lokal Kaimana. Nama yang unik, yang menyerupai nama manusia ini pun disematkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kaimana, hanya sekedar untuk mengenang dua wisatawan asing yang cukup dekat dengan Shinta dan Mince, saat mereka berwisata di Kaimana.

Shinta dengan perawakan yang lebih kecil, terlihat begitu menikmati ikan-ikan kecil yang diberikan oleh Ervin, salah satu nelayan yang ada dibagan tersebut. Sementara Mince, sesekali mengitari perahu yang kami tumpangi, dan membuat decak kagum tim yang senang, ketika melihat Hiu Paus dari jarak yang sangat dekat.

Kurang lebih 30 menit bermain dengan Hiu Paus, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju spot berikutnya yaitu lukisan dinding batu Maimai, sebelum meninggalkan uang Rp.100.000,- untuk membayar ikan-ikan kecil, yang didapatkan dari bagan nelayan untuk Shinta dan Mince.

Nampak dari jauh, ruas jalan yang baru dibuka Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana, yang menghubungan Sisir II dengan Foroma Jaya, ketika perahu yang kami tumpangi melewati selat kecil di Tanjung Bicari menuju ke lukisan dinding batu. Mendekati spot lukisan dinding batu ini, bapak Udin yang juga adalah driver speed boat yang kami tumpangi, memperlambat kecepatan sped, untuk memberikan kesempatan pada kami, mengabadikan lukisan batu yang diperkirakan berumur ribuan tahun, di masa prasejarah ini.

Meninggalkan jejak-jejak praserajah Maimai, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Pasir Pink yang juga merupakan salah satu objek wisata unggulan Kaimana. Dari kejauhan tampak warna Pink sesuai dengan nama tempat wisata ini seakan memanggil kami untuk sekedar bersalaman dengannya. Pasir dengan warna pink yang unik ini, diperkirakan berasal dari terumbu karang, yang ada disekitar pantai ini. Namun karena situasi air laut lagi surut, sehingga kami hanya bisa menikmati keindahan Pasir Pink dari kejauhan. Objek wisata yang eksotis ini juga, yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara ketika berkunjung ke Kaimana.

Perjalanan pun kami lanjutkan menuju pintu masuk Teluk Triton, namun karena air laut masih surut, sehingga kami mengisi waktu dengan mengunjungi tiga lokasi spot mancing, berkat petunjuk dari pak Udin. Setibanya di lokasi mancing, kami berksempatan untuk mengadu ketangkasan. Dari lima anggota PWI Kaimana yang ikut memancing, hanya tiga orang yang berhasil mendapatkan ikan, sementara dua yang lainnya tidak mendapatkan ikan seperti yang diharapkan.

Berbekal hasil tangkapan yang lumayan banyak, termasuk hasil tangkapan pak Udin dan temannya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pulau Serui yang juga tidak kalah menariknya, untuk sekedar makan siang bersama, mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Ikan yang kami bakar, sangat nimkat, apalagi ditambah dengan acar khas Kaimana yang biasa disebut colo-colo, hasil racikan dua teman kami Meike dan Bella.

Usai istirahat makan siang, kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami menuju gugusan (pulau) batu karst yang ada disekitar teluk Triton. Ketika tiba dinding jembatan kecil yang sengaja dibangun oleh pemerintah daerah Kaimana untuk memudahkan pengujung, naik ke tangga Seribu, kami disapa dengan hembusan angin sepoi-sepoi ketika kaki-kaki kami menginjak dermaga kecil ini. Sebenarnya anak tangga sampai di puncak salah satu pulau karts ini, berjumlah 169 buah. Namun orang sudah terbiasa menyebutnya dengan tangga seribu karena saking tingginya.

Setelah tertaih-tatih menaiki anak tangga yang lumayan banyak ini, kami pun akhirnya tiba dipuncak pulau karts ini. Seketika, nafas kami seakan terhenti, menyaksikan keindahan dari ketinggian. Kaki-kaki yang gemetaran ketika menaiki anak tangga ini pun seakan hilang seketika, ketika kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya ini. Gugusan pulau-pulau karts nampak indah dari pandangan mata, ketika kami tiba dipuncak. Dari ketinggian, nampak sangat jelas, pasir putih yang terbenam di dasar air, sehingga menyajikan warna biru kehijau-hijauan, yang sangat menyejukkan mata.

Kami pun seakan tenggelam dengan perasaan kami masing-masing. Terdiam sesaat, menghela nafas panjang, menghembuskan nafas kami perlahan-lahan, sambil menikmati keindahan pemandangan yang sangat eksotis ini. Hanya itu yang dapat kami lakukan sesaat, setelah tiba di puncak tertinggi.

Terlihat perahu yang lewat, begitu kecil dari pandangan mata kami dari ketinggian. Nampak juga Ermund, salah satu pantai eksotis lainnya dihadapan kami, seolah-olah memanggil kami untuk berenang dipantainya yang begitu menawan. Begitu juga dengan Aeva, salah satu home stay yang cukup representatif untuk wisatawan ini, nampak dari kejauhan. Teman-teman pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil gambar. Ada yang hanya mengambil gambar pemandangan indah gugusan pulau karts, tetapi juga sekali-sekali mereka melakukan selfi, mungkin untuk kenang-kenangan, atau juga sekedar untuk memenuhi beranda media sosial mereka nanti.

Usai puas mengambil gambar dan berselfi ria, kami pun berkesempatan untuk mengambil video ucapan selamat Hari Pers Nasional ke 78 dengan membentang spanduk ucapan selamat, dengan bermodalkan kamera HP dan tripod kecil milik salah seorang teman.

Setelah memanjakan mata dengan pemadangan nan indah ini, kami pun kembali menuruni anak tangga yang berjumlah 169 buah ini. Beberapa teman kami terpaksa harus menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati, lantaran takut ketinggian dan takut jatuh. Setibanya didermaga kecil, tempat ditambatkannya perahu yang kami tumpangi tadi, muncul beberapa speed wisatawan yang juga berkeinginan untuk naik ke puncak tanggal seribu.

Rangkaian tour wisata Hari Pers Nasional ke-78 PWI Kaimana ini pun ditutup dengan snorkeling di perairan Ermund dan juga menikmati keindahan pasir putih pantai Sagnus Worat yang sangat rekomended dan aman untuk berenang, apalagi untuk anak-anak. Kami sengaja berlama-lama di Sagnus Worat, karena selain menikmati keindahan pasir putihnya, tetapi juga meneyelam, dan sesekali mangadu ketangkasan renang sesama teman, sekedar untuk menghilangkan penat yang sudah mulai mengganggu. Setelah melepaskan kepenatan dengan full aktifitas sejak pagi, kami pun mengemas barang-barang kami untuk bersiap kembali ke kota.

Kurang lebih pukul 16:45 WIT, spedd yang kami tumpangi pun beranjak dari pantai pasir putih Sagnus Worat yang mempesona ini, untuk kembali ke Ibu Kota Kabupaten Kaimana. Selama kurang lebih 1,5 jam, speed yang kami tumpangi akhirnya sandar dengan aman di pelabuhan laut Kaimana untuk menurunkan rombongan.

Keindahan spot-spot yang kami kunjungi dalam Tour Wisata ini, masih terbayang jelas diingatan kami masing-masing. Akhirnya kami harus berpisah, dan melanjutkan aktifitas kami masing-masing sebagai kuli tinta, dengan harapan akan ada trip berikutnya, untuk spot-spot wisata Kaimana lainnya yang belum kami singgahi, seperti Pulau Venue (Dunia Penyu), Ambalanga (Tempat tradisi masyarakat Teluk Etna), Viema Beach dan juga beberapa spot wisata lainnya yang tak kalah menarik. (edo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!