Ini Harapan Bupati Freddy Thie Terkait Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kaimana

KAIMANA,VK – Bertempat di Gedung Aula Paroki St. Martinus Kaimana, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga menggelar Focus Group Discussion (FGD), terkait peningkatan kualitas mutu pendidikan di kabupaten Kaimana, Rabu (1/11).

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh kepala sekolah jenjang PAUD/TK sampai SMA sederajat, ketua-ketua Yayasan Persekolahan baik YPPK, YAPPIS dan YPK, pengawas-pengawas sekolah serta beberapa tamu undangan lainnya.

Bupati Kaimana, Freddy Thie juga diundang dalam kesempatan ini, sekaligus menyampaikan materi terkait arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Kaimana. Kegiatan ini juga diawali dengan laporan singkat perkembangan pendidikan oleh Kepala Dinas PPO, Drs. Ray Ratu D. Come.

Menurut Bupati Freddy Thie, kegiatan FGD yang dilaksanakan Dinas PPO ini merupakan kegiatan yang sangat penting karena membahas dan juga menemukan solusi serta kesepakatan, terkait masa depan pendidikan di Kabupaten Kaimana.

Bupati Freddy Thie juga mengatakan bahwa; semua elemen harus memiliki komitmen untuk bagaimana memajukan pendidikan di Kabupaten Kaimana, bukan hanya tentang sekolah gratis, sarana prasana, ketersediaan anggaran, tetapi juga bagaimana meningkatkan kapasitas guru untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan.

“Tadi Kepala Dinas sudah sampaikan pendidikan kita ada dimana saat ini, dan nanti kita mau kemana. Sehingga bagi saya pertemuan ini sangat penting untuk kita bicara tentang masa depan pendidikan di Kabupaten Kaimana,” ujar Bupati Freddy.

Dijelaskan, dalam waktu dekat tim anggaran akan menyusun APBD Tahun 2024, yang didalamnya termasuk untuk membiayai program pendidikan. Bupati berharap, melalui pertemuan yang digelar tersebut, lahir komitmen bersama untuk membawa pendidikan Kaimana kedepan semakin lebih baik. 

Bupati juga menyoroti tentang penerapan kurikulum merdeka belajar, dimana jumlah sekolah yang menerapkan kurikulum ini di Kaimana masih jauh dari harapan. Untuk itu, Bupati Freddy meminta pihak dinas dan sekolah memperhatikan masalah ini.

“Apa perlu kita memberikan reward atau penghargaan kepada sekolah atau guru-guru yang sudah menerapkan kurikulum merdeka belajar di sekolah,” ujar. (edo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!